PEMETAAN INFRASTUKTUR DRAINASE (KEC>SUMBERSARI, JEMBER)
Aspek
Fisik Dasar dan Tata Guna Lahan
1. Tata Guna Lahan
Tata
guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang dilakukan
sesuai dengan kodisi eksisting alam.Tataguna lahan merupakan suatu bentuk
kebijakan peruntukan lahan. Maka dari itu tataguna lahan dapat bergeser dalam
batas‑batas
suatu program pemanfaatan sumberdaya lahan berjangka panjang. Ini berarti bahwa
tataguna lahan bermatra waktu pula, disamping bermatra ruang. Makna dan sifat
tataguna lahan mengunjukkan bahwa tataguna lahan menggunakan konsep holistik,
dinamik dan geografi pula, sebagaimana yang digunakan dalam menetapkan lahan.
Kelayakan
atau kesepadanan penggunaan lahan merupakan. pengharkatan lahan secara tuntas
karena melibatkan pertimbangan jangka pendek, menengah dan panjang sebagai
satuan waktu, dan pertimbangan setempat, regional dan nasional sebagai satuan
ruang. Dengan demikian tataguna lahan merupakan bentuk kebijakan tertinggi dan
program paling serbacakup dalam hal pemanfaatan sumberdaya lahan.
Tata
guna lahan yang ada di kawasan koridor kami dominan adalah kawasan permukiman,
industri, dan gudang. Di koridor kami juga terdapat fasilitas umum seperti
fasilitas pendidikan yaitu SD Negeri 05 Krajingan dan SMK Darul Hikmah
Krajingan, untuk fasilitas peribadatan yaitu Masjid Al Hikmah, dan Kantor
Pemerintahan yaitu Kantor Pos. Akan
tetapi, di koridor ini masih banyak lahan kosong yang ada bahkan terdapat
beberapa bekas rumah kosong yang ditinggalkan begitu saja tanpa memanfaatkannya
kembali.
Berikut
peta tata guna lahan yang ada di daerah deliniasi :
Peta Penggunaan Lahan |
2 Topografi
Dilihat dari kondisi topografi yang
ditunjukkan dengan kemiringan tanah atau elevasi, sebagian besar wilayah
Kabupaten Jember (36,60%) berada pada wilayah datar dengan kemiringan lahan 0 –
2%, sehingga daerah ini baik untuk kawasan permukiman perkotaan dan kegiatan
pertanian tanaman semusim. Selanjutnya wilayah yang bergelombang sampai
berbukit dengan kemiringan sangat curam di atas 40% menempati wilayah 31,28%,
daerah tersebut harus dihutankan sehingga dapat berfungsi sebagai perlindungan
hidrologi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Selebihnya wilayah landai
sampai bergelombang, dengan kemiringan antara 2 – 15% menempati wilayah 20,46%,
yang digunakan untuk usaha pertanian dengan tanpa memperhatikan usaha
pengawetan tanah dan air. Sedangkan daerah bergelombang dengan kemiringan 15 –
40% menempati wilayah 11,66%, daerah tersebut mudah terkena erosi, maka
diperlukan usaha pengawetan tanah dan air.
Penggunaan
lahan di Kabupaten Jember sebagian besar merupakan kawasan hijau, terdiri
hutan, sawah, tegal dan perkebunan. Berdasarkan peta topografi Jawa Timur,
kawasan deliniasi yang terletak di koridor Yos Sudarso berada pada ketinggian
200 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbersari berada pada kemiringan 0-2o.
3 Kondisi Jalan
Jalan
merupakan sebuah fasilitas yang dibuat untuk mempermudah transportasi melalui
jalur darat. Dalam perkembangannya pada zaman dahulu manusia hanya mengenal
jalan yang terbuat dari tanah dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki
ataupun dengan menggunakan kuda.
Dalam
pembagian jenis-jenis jalan dibagi menjadi beberapa yaitu jalan arteri, jalan
arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor, jalan kolektor primer,
jalan kolektor sekunder, jalan lokal, dan jalan lingkungan,
Pada
koridor jalan Yos Sudarso Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember termasuk dari
jenis jalan kolektor primer. Koridor Jalan Yos Sudarso merupakan jalan kolektor
primer karena merupakan jalan yang dikembangkan untuk melayani dan
menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan dan atau kawasan berskala kecil.
Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar
kota. Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
40km per jam dengan badan jalan kolektor primer tidak kurang dari tujuh meter.
2. Aspek Drainase
Kondisi Drainase
Drainase
merupakan pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.
Drainase merupakan bagian terpenting dalam penataan sistem penyediaan air di
bidang pertanian maupun tata ruang. Drainase berperan penting untuk mengatur
pasokan air demi pencegahan banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
Pada
koridor jalan Yos Sudarso Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, kondisi
drainase sebagian terbuka dan sebagian lagi tertutup. Manajemen pengolahan
sampah dan limbah sangat berpengaruh juga terhadap kondisi drainase. Manajemen
pengolahan sampah dan limbah yang tidak bagus menyebabkan tersumbatnya sistem
drainase. Drainase di daerah deliniasi mengalami penumpukan tanah dan sampah
yang mengakibatkan kondisi drainase jauh dari kata baik. Selain itu juga banyak
drainase yang tertimbun sehingga di tanami oleh rerumputan membuat sampah
tersangkut di rumput tersebut.
Dimensi Drainase
Dalam
pengertian fisika, dimensi merupakan kuantitas dari hasil pengukuran turunan
besaran pokok dimana panjang, lebar, dan tinggi merupakan besaran pokoknya.
Selain menunjukan besaran suatu ukuran, dimensi juga menunjukkan suatu sisi,
bagian, aspek, dan sudut pandang (perspektif) tertentu. Dimensi drainase
merupakan kuantitas dari ukuran panjang, lebar, dan tinggi drainase suatu
kawasan.
Dimensi
drainase yang terdapat dalam daerah deliniasi yakni koridor Jalan Yos Sudarso
di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember yaitu memiliki panjang ........ ,
lebar rata-rata drainase untuk jenis drainase persegi dan trapesium adalah 1
meter. Lebar tertinggi di drainase memiliki ukuran 120 cm. Untuk tinggi
rata-rata drainase di daerah deliniasi adalah 40cm. Ukuran tertinggi yakni
80cm. Pada jenis drainase trapesium memiliki kemiringan 75 derajat. Permasalahan mengenai ruang drainase sendiri
itu kondisi drainase yang tertimbun tanah menyebabkan berkurangnya ruang untuk
menampung aliran air.
Debit Air
Debit
adalah besaran yang menyatakan banyaknya air yang mengalir selama 1 detik yang
melewati suatu penampang luas. Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air
yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu
tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal
apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami
gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang
tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat
pengaruh gravitasi bumi. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran
dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu
kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang ada.
Dalam
hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah, tinggi permukaan air sungai
yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap
hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju
aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang
sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam
satuan meter kubik per detik (m3/dt).
Kondisi
eksisting debit air pada drainase Jalan Yos Sudarso tidak mengalir, kebanyakan
saluran drainase meggenang namun menggenang dalam kapasistas yang bias dibilang
ringan, tidak berdampak banjir dan untuk suatu saat meluap akan sedikit sekali
kemungkinan terjadi. Tidak banyak juga yang tergenang melainkan kondisinya
kering.
Peta
Jaringan Drainase
Berikut ini adalah video dukumentasi hasil survey diatas
SELAMAT MENONTON.......😁
Komentar
Posting Komentar